DokterSehat.Com– Minggu, 19 Agustus 2018, gempa besar kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tak hanya dua gempa dengan ukuran 6.5 SR di siang hari dan 7.0 SR di malamnya, beberapa gempa susulan juga tercatat memiliki kekuatan lebih dari 5.0 SR. Warga Lombok pun panik sehingga berhamburan ke tempat terbuka. Tak hanya itu, gempa besar ini juga membuat listrik padam.
Besarnya kekuatan gempa yang mengguncang Lombok membuat warga semakin trauma. Mereka bahkan memilih untuk bertahan di luar rumah karena tidak ingin tertimpa reruntuhan bangunan jika saja ada gempa susulan yang datang. Banyak warga yang duduk-duduk di jalanan, taman, atau tanah lapang. Ada yang bahkan langsung membawa terpal untuk mendirikan tenda. Padahal, kondisi Lombok gelap gulita akibat listrik yang sudah padam.
Di media sosial Twitter, banyak warga Lombok dan sekitarnya yang mengaku mengalami trauma luar biasa sehingga tidak bisa lagi membedakan halusinasi dan guncangan gempa. Bahkan, saat mendengarkan suara benda jatuh, warga bisa saja langsung berlari karena ketakutan yang luar biasa.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan bahwa kedua gempa besar yang terjadi kemarin berpusat di Lombok Timur. Gempa yang berlangsung di siang hari menelan satu korban jiwa bernama Ruspiadin dari Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Korban terkena serangan jantung akibat trauma gempa.
Menurut pakar kesehatan, korban gempa bisa melakukan beberapa tips untuk mengatasi rasa trauma ini seperti dengan melakukan latihan pernapasan atau relaksasi, menceritakan rasa panik dan trauma ini kepada keluarga, teman, atau bahkan relawan yang membantu korban gempa di lokasi sehingga ada beban yang dilepaskan dari pikiran, melakukan olahraga ringan demi memperlancar aliran darah, dan berusaha untuk tidur nyenyak sehingga tubuh mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
0 comments:
Post a Comment