Tentu pembaca tahu, bahwa kebutuhan manusia akan internet semakin meningkat beberapa tahun belakangan ini. Orang menggunakannya tidak cuma untuk browsing, melainkan membuka sosial media, streaming video, melakukan aktifitas blogging, bahkan menjalankan bisnis. Peningkatan itu dibarengi oleh akses internet yang kian mudah. Jika dulu orang harus pergi ke warnet, kini mereka bisa mendapatkan aksesnya dari rumah melalui ponsel pintar, tablet, laptop atau komputer pribadi.
Tapi, di samping device-device tersebut, pengguna masih memerlukan koneksi, baik dari paket data yang disediakan operator atau Wi-Fi. Dengan dukungan jaringan atau sinyal yang baik, Anda bisa tersambung ke internet tanpa kendala. Sinyal sendiri ada bermacam-macam, meliputi GSM (Global System for Mobile Communications) atau yang dikenal dengan teknologi 2G.
Lalu, GPRS (General Packet Radio Service) alias 2.5G dan EDGE (Enhanced Data GSM Evolution) atau 2.75G. Kemudian, ada 3G, HSDPA (High-Speed Down-link Packet Access) alias 3.5G dan evolusinya, HSPA (High Speed Packet Access) atau 4G serta 4G LTE (Long Term Evolution). Masing-masing mempunyai spesifikasi, kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.
Nah, kali ini kami akan mencoba mengupas salah satu teknologi telekomunikasi seluler yang telah disebutkan, yakni EDGE. Simak ulasan di bawah ini supaya Anda paham.
Pengertian EDGE
EDGE alias 2.75G adalah jaringan yang diperkenalkan pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 2003 oleh Cingular (saat ini AT&T). Ia merupakan teknologi evolusi dari jaringan GSM dan D-AMPS (Digital-Advanced Mobile Phone Service) atau IS-136. Ia juga bisa didefinisikan sebagai radio berbasis global yang mempunyai kecepatan data mobile tinggi. Layanan yang bernama lain Enhanced GPRS itu dirancang untuk membagi sumber daya channel radio secara dinamis antara packet services dengan circuit switch GSM. Enhanced sendiri berarti ditingkatkan karena tujuan pengembangannya sejak awal memang untuk meningkatkan kecepatan pengiriman data, kapasitas, efisiensi spectrum dan memungkinkan ponsel memasang aplikasi-aplikasi baru.
Teknologi yang distandarisasi oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project) sebagai bagian dari keluarga GSM itu menawarkan akses packet switch. Sumber daya channel fisik yang tersedia akan dibagi secara efisien antar pengguna aktif. Channel frekuensi tersebut hanya diberikan ketika pengguna memerlukannya. Dengan teknologi itu, users akan membagi channel dengan mengadaptasi kecepatan data mereka masing-masing. Jadi, speed tinggi akan didapatkan saat banyak sumber daya yang tidak digunakan.
Teknik pengkodean yang diperkenalkan EDGE sendiri ada sembilan macam, mulai dari Modulation Coding Scheme atau MCS-1 hingga MCS-9. Lain dengan GPRS yang hanya memiliki empat buah teknik pengkodean, yakni Coding Scheme atau CS-1 sampai CS-4. Empat teknik pengkodean EDGE yang pertama, MCS-1 hingga MCS-4, memakai modulasi GMSK (Gausian Minimum Shift Keying), seperti GPRS. Sementara sisanya, menggunakan modulasi 8-PSK (8-Phase Shift Keying).
Coding Scheme yang baru bisa menghasilkan kecepatan data tiga kali lipat dari sistem GPRS. Karena skema codingnya dapat digunakan sampai MCS-9 dengan kecepatan bitrate 59.2 kbps, bitrate total yang bisa dicapai dengan alokasi delapan time slot sebesar 473.6 kbps. Itu artinya, jika pengguna seluler ingin mengunduh pesan MMS dengan teknologi EDGE hanya memerlukan waktu beberapa detik saja.
Tingkat skema pengkodean yang tinggi, baik pada EDGE maupun GPRS, menyuguhkan kecepatan data yang tinggi. Tapi, semakin tinggi tingkat skema pengkodeannya, ketahanannya terhadap kesalahan atau error semakin rendah. Jadi, semakin tinggi kecepatan paket data, maka semakin mudah pula mengalami kesalahan dalam pengiriman. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi tingkatan skema pengkodean, tingkat mekanisme koreksi kesalahan yang digunakan semakin rendah.
Meskipun sama-sama menerapkan modulasi GMSK, kecepatan yang ditawarkan EDGE dan GPRS berbeda. Sebab, penggunaan headernya tidak sama. Pada EDGE, paket data mengandung header yang memungkinkan resegmentasi. Itu artinya, bila paket data dikirimkan dengan tingkat skema pengkodean tinggi dan tidak diterima dengan baik oleh penerima, permintaan pengiriman ulang atau retransmisi dapat dilakukan. Nanti pada pengiriman berikutnya, skema pengkodean bisa diganti dan disesuaikan dengan kondisi interface radio. Diharapkan dengan adanya kesesuaian, paket data dapat diterima oleh penerima.
Bila dilihat dari segi arsitektur dan interface, EDGE memiliki banyak kesamaan dengan GPRS. Hanya mengalami perubahan pada BTS (Base Transceiver Station), dimana sistem modulasi perangkat pemancar serta penerima untuk modulasi 8-PSK di BTS lama ditambah, sehingga BTS yang baru bisa melayani sistem EDGE/GPRS dan GSM/GPRS. Pada BSC (Base Station Controller) untuk PCU (Packet Control Unit) ada penambahan perangkat lunak supaya bisa berkomunikasi dengan BTS dan SGSN (Serving GPRS Support Node). Software pada SGSN pun diperbarui.
Kelebihan dan Kekurangan EDGE
Teknologi EDGE mempunyai berbagai kelebihan dibanding generasi pendahulunya, antara lain:
Kelebihan EDGE
- Kecepatan layanan komunikasi data yang dapat diberikan operator seluler dengan sinyal EDGE lebih tinggi dibanding GPRS, yang mana hanya mampu melakukan transfer data dengan speed 25 kbps.
- Dibanding platform lain, kemampuan EDGE mencapai 3-4 kali kecepatan akses jalur kabel telepon yang biasanya cuma sekitar 30-40 kbps serta hampir 2 kali lipat kecepatan CDMA 2000 IX yang hanya 70-80 kbps.
- Teknologi EDGE menawarkan berbagai aplikasi layanan generasi ketiga, seperti video streaming, high quality audio streaming, online gaming, high speed network connection, high speed download, push-to-talk dan lain-lain.
- Sejak pertengahan 2000, platform teknologi internasional GERAN atau GSM EDGE Radio Access Network telah mengadopsi semua spesifikasi 3GPP. Sehingga, EDGE menjadi salah satu teknologi yang memenuhi kualifikasi UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service) 3G generasi ketiga.
- Sangat mudah diimplementasikan, sebab EDGE memperkenalkan teknologi modulasi 8-PSK. Sehingga, operator tak perlu membangun jaringan baru yang bakal memakan banyak biaya.
Kekurangan EDGE
Meskipun ada banyak kelebihan yang dimiliki oleh EDGE, tapi ia juga tidak luput dari kekurangan, yakni teknologi yang digunakan masih di bawah 3G dan 3,5G.
Demikian sedikit penjelasan tentang pengertian, kelebihan dan kekurangan EDGE. Semoga bisa menambah wawasan pembaca.
Sumber https://indoint.com/
0 comments:
Post a Comment