DokterSehat.Com – Mola hidatidosa adalah kelainan kehamilan di mana tumbuhnya jaringan yang disebut dengan mola. Jaringan tersebut memiliki bentuk bulat dan mengandung cairan, karena bentuknya menyerupai anggur, maka kehamilan ini juga sering disebut dengan hamil anggur.
Mila hidatidosa masuk ke dalam golongan tumor jinak yang bukan kanker, namun dalam beberapa kasus juga bisa berkembang menjadi kanker. Ketahui selengkapnya mengenai penyebab, jenis, faktor risiko, gejala, dan penanganan dari mola hidatidosa berikut ini!
Penyebab dan Jenis
Terdapat dua jenis mola hidatidosa yaitu lengkap dan parsial. Kedua jenis molahidatidosa ini memiliki penyabab yang berbeda. Berikut adalah dua jenis mola hidatidosa berdasarkan penyebabnya:
1. Mola hidatidosa lengkap
Mola hidatidosa lengkap disebabkan oleh kondisi sel telur yang tidak memiliki informasi genetik lengkap dibuahi oleh sperma. Kondisi genetik sel telur yang tidak lengkap membuat sel telur tidak dapat berkembang menjadi janin dan justru tumbuh menjadi jaringan yang memiliki bentuk seperti anggur.
2. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa parsial atau sebagian disebabkan oleh satu sel telur yang dibuahi oleh dua sperma, sehingga perkembangan sel telur menjadi tidak normal dan terhambat.
Faktor Risiko
Selain akibat kedua penyebab yang sudah disebutkan sebelumnya, hamil anggur juga bisa meningkat risikonya disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko mola hidatidosa:
1. Usia
Faktor yang meningkatkan risiko mola hidatidosa yang pertama adalah usia. Mola hidatidosa parsial umumnya dapat menyerang semua wanita tanpa mengenal usia. Tetapi berbeda dengan mola hidatidosa lengkap yang risikonya lebih tinggi pada wanita yang hamil di usia di atas 40 tahun atau yang hamil di usia remaja.
2. Riwayat molahidatidosa
Faktor kedua adalah adanya riwayat mola hidatidosa. Jika sebelumnya Anda pernah mengalami hamil anggur, maka kemungkinan Anda mengalami mola hidatidosa kembali lebih tinggi daripada wanita yang belum pernah mengalaminya sama sekali. Kasus ini biasanya ditemukan pada 1-2 dari 100 wanita yang pernah mengalami hamil anggur.
3. Riwayat keguguran
Jika Anda memiliki riwayat keguguran, kemungkinan terkena mola hidatidosa juga tinggi. Hal ini kemungkinan karena keguguran di usia kehamilan di bawah 20 minggu sering diindikasikan sebagai hamil anggur.
4. Geografis
Kasus mola hidatidosa paling banyak ditemukan di negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
5. Kurang nutrisi
Risiko tinggi mola hidatidosa juga bisa dirasakan oleh ibu hamil yang kekurangan nutrisi pada awal kehamilan atau pada saat mempersiapkan kehamilan. Nutrisi seperti asam folat dan karoten merupakan nutrisi yang sangat penting saat kehamilan.
Gejala
Gejala mola hidatidosa pada awalnya sama seperti kehamilan pada umumnya, hanya saja terasa lebih berat. Hal ini lah yang membuat mola hidatidosa terkadang sulit untuk dideteksi pada awalnya. Terkadang mola hidatidosa baru bisa dideteksi pada usia kehamilan 10-14 minggu melalui pemeriksaa USG.
Tetapi dalam beberapa kasus, gejala hamil anggur juga bisa terlihat. Berikut adalah gejala mola hidatidosa yang perlu Anda waspadai:
- Pendarahan dari vagina pada trimester pertama kehamilan, umumnya berwarna coklat atau merah terang
- Mual dan muntah yang jauh lebih parah dibandingkan pada kehamilan biasa
- Pertumbuhan abnormal yang terlihat pada perut yang lebih cepat membesar dibandingkan kehamilan biasa
- Nyeri panggul
- Anemia
- Preeklampsia atau peningkatan tekanan darah selama kehamilan yang terkadang disertai dengan gejala pembengkakan dan meingkatnya protein dalam urine
- Munculnya kista pada ovarium yang menyerupai anggur dan disebut dengan mola
- Hipertiroidisme yang ditandai dengan gelisah, kesulitan tidur, denyut jantung tidak teratur, hingga keringat berlebih.
Jika mengalami salah satu dari gejala hamil anggur, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan agar dapat terdeteksi sejak dini. Karena mola hidatidosa dapat berpotensi membahayakan ibu, maka dari itu harus segera dilakukan tindakan agar tidak semakin memperburuk kondisi sang ibu.
Diagnosis
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa terkadang hamil anggur tidak dapat didiagnosis secara langsung. Namun perlu dilakukan pemeriksaan seperti USG dan juga cek darah untuk mengetahuinya. Selain pemeriksaan melalui USG, dilakukan juga pemeriksaan kadar hormon hCG, pemeriksaan kadar hemoglobin, serta pemeriksaan kada tiroid untuk memastikan gejala dari mola hidatidosa ini.
Pada hamil anggur lengkap, tidak akan ditemukan janin dan juga air ketubahan dalam rahim. Di sisi lain hanya akan ditemukan kista atau gelembung yang disebut mola yang sudah disebutkan sebelumnya. Sedangkan pada mola hidatidosa parsial masih ditemukan janin namun perkembanganya sanga terbatas dan hanya terdapat sedikit air ketuban saja. Pada mola hidatidosa parsial juga ditemukan kista yang serupa.
Penanganan
Pada beberapa kasus mola hidatidosa, rahim dapat berkontraksi dengan sendirinya dan keguguran secara alami dapat terjadi. Tapi baik keguguran terjadi dengan sendirinya atau tidak, tetap harus dilakukan tindakan untuk membersihkan rahim dari sisa mola, jika tidak dilakukan pembersihan maka ditakutkan mola akan berkembang dan membahayakan ibu.
Berikut adalah dua cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hamil anggur atau untuk membersihkan sisa mola hidatidosa:
- Kuretase, prosedur penggunaan kuret untuk membersihkan rahim.
- Histerektomi, prosedur pengangkatan rahim. Cara ini hanya bisa dilakukan pada wanita yang tidak berencana untuk hamil kembali.
Sebelum melakukan penanganan di atas, sebelumnya akan dilakukan pemeriksaan lebih dulu untuk memastikan kondisi ibu siap untuk dilakukan tindakan. Jika kondisi sedang menurun akibat dari gejala mola hidatidosa, maka akan dibantu melalui terapi obat-obatan agar kondisi dapat membaik dan prosedur penanganan mola hidatidosa bisa dilakukan dengan aman.
Setelah dilakukan penanganan mola hidatidosa, pasien harus terus melakukan pemeriksaan berkala selama paling tidak setahun untuk memastikan tidak adanya sisa jaringan mola yang tersisa dan berkembang dalam rahim. Jika pasien berencana untuk hamil kembali maka harus menunggu satu tahun untuk menghindari kehamilan yang berisiko.
Mola Hodatidosa yang Berubah Menjadi Kanker
Mola hidatidosa yang berubah menjadi kanker bisa disebut juga sebagai mola hidatidosa invasif. Kasus berkembangnya mola menjadi bibit kanker disebut dengan Gestational Trophoblastic Disease. Kasus ini umumnya baru dideteksi setelah 6 bulan mola diangkat melalui kuretase.
Namun tidak perlu terlalu khawatir karena kanker jenis ini tergolong jinak. Anda bisa melakukan kemoterapi untuk mengatasinya. Wanita yang sudah pulih dari Gestational Trophoblastic Disease juga masih dapat hamil kembali setelah menunggu satu tahun setelah dinyatakan sembuh setelah melakukan kemoterapi.
Bahaya hamil anggur berubah menjadi sel kanker bisa diatasi dengan menaati pemeriksaan rutin yang harus dilakukan setelah prosedur penanganan mola hidatidosa. Jika dapat terdeteksi lebih cepat, maka penanganan juga dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Sekian informasi mengenai mola hidatidosa. Periksakanlah kehamilan Anda sejak dini dan secara rutin untuk dapat menghindari bahaya mola hidatidosa. Lengkapi nutrisi pada masa persiapan kehamilan dan juga selama kehamilan untuk menurunkan risiko molahidatidosa. Jangan lupa juga untuk mererapkan pola hidup sehat bagi pasangan yang sedang berencana memiliki anak.
0 comments:
Post a Comment