Saat ini ada banyak sekali orang yang suka sekali jadi sopir. Bedanya, yang disetir bukan truk atau mobil namun smartphone. Berjam-jam menunduk tanpa berkata-kata, yang ada hanya sound effect dari game yang dimainkannya. Begitu fokusnya bahkan kadang ada yang lupa akan anak dan istrinya menanti di rumah. Kondisi dimana game telah mengambil alih fokus merupakan salah satu bibit dari kecanduan.
WHO (World Health Organization) telah menetapkan bahwa kecanduan game merupakan salah satu gangguan jiwa. Kondisi dimana keinginan seseorang untuk terus selalu bermain game dan tidak mampu meninggalkan game guna melakukan kewajibannya sudah masuk dalam kondisi gangguan jiwa yang sama dengan kecanduan narkotika atau kecanduan judi.
Namun, bukan berarti semua orang yang bermain game selama berjam-jam termasuk kategori kecanduan. Karena ada orang yang bisa bermain berjam-jam, tapi masih bisa berhenti dengan mudah untuk bekerja, berinteraksi dengan orang lain, dan tidak memiliki nafsu berlebihan untuk ‘nyetir’. Gangguan jiwa karena game (ICD-11) yang dimaksud WHO ini adalah kondisi dimana seseorang telah mengabaikan keluarga, kehidupan sosial, pekerjaan dan pendidikan hanya demi game. Contohnya seperti yang terjadi di Amerika, dimana ada seorang bocah SD sampai bolos setahun demi bermain Fortnite.
Selama ini banyak pendapat yang menganggap game memberikan pengaruh yang kurang baik untuk seseorang, akan tetapi penelitian ilmiah mengenai kecanduan game masih sangat sedikit. Bahkan dari seluruh gamer di dunia hanya 3-4% yang sudah resmi masuk dalam kategori kecanduan. Namun bagaimanapun juga, jika kamu merasa setiap saat merasa harus ‘nyetir’ segeralah minta tolong ke psikiater. Tidak perlu merasa malu jika itu demi kesehatanmu. Karena mengertilah, ketika kamu terbebas dari nafsu nyetir tersebut, kamu akna sadar betapa banyak waktu yang terbuang sia-sia dan ada banyak sekali hal yang jauh lebih bermanfaat diluar sana.
sumber WHO
Sumber https://indoint.com/
0 comments:
Post a Comment