DokterSehat.Com– Jengkol adalah salah satu makanan yang cukup populer di Indonesia. Mempunyai aroma dan rasa yang khas, jengkol untuk sebagian masyarakat dianggap sebagai makanan sehari-hari. Lantas, bagaimana jika ibu hamil yang mengonsumsi jengkol?
Jengkol adalah tumbuhan jenis polong-polongan. Di dalamnya tersimpan berbagai nutrisi berupa kalsium, fosfor, protein dan serat. Kalsium dan forsfor yang ada dalam jengkol bermanfaat bagi tulang.
Pada wanita hamil, asupan kalsium yang cukup diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang ibu dan pembentukan tulang janin dalam kandungan.
Sedangkan serat pada jengkol bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan mencegah terjadinya sembelit (konstipasi) di trimester akhir kehamilan. Itulah sebabnya, wanita hamil memerlukan asupan serat yang cukup.
Selain manfaat tersebut, ternyata jengkol juga mengandung zat yang disebut dengan asam jengkolat. Zat ini termasuk berbahaya, karena dapat menyebabkan keracunan bila menumpuk di dalam ginjal.
Asam jengkolat yang menumpuk akan membentuk kristal tajam dalam ginjal dan dapat merobek dinding saluran kemih. Akibatnya, timbul nyeri yang hebat di perut bawah, perdarahan saluran kencing (hematuria) hingga gagal ginjal.
Berikut ini adalah beberapa dampak lain yang bisa terjadi apabila ibu hamil mengonsumsi jengkol terlalu banyak, antara lain:
Sakit pinggang
Nyeri pinggang saat hamil adalah sesuatu yang wajar. Akan tetapi, jika hal ini terjadi setelah makan jengkol maka ini bisa menjadi tanda bahaya untuk ibu dan janin. Jengkol mengandung senyawa khusus yang bernama asam jengkolat.
Tingkat asam jengkolat yang tinggi dalam tubuh bisa menyebabkan penumpukan pada sistem sekresi tubuh. Reaksi ini juga bisa membuat pinggang ibu hamil sakit parah seperti sulit untuk duduk atau berdiri.
Gangguan ginjal
Asam jengkolat yang terus menumpuk dalam tubuh ibu hamil juga sangat buruk untuk kondisi ginjal. Jika sudah parah maka bisa menyebabkan penumpukan racun dan penurunan fungsi ginjal. Kondisi ini sangat berbahaya bagi ibu hamil sehingga Anda harus segera mendapatkan perawatan.
Keguguran
Dampak terburuk dari konsumsi jengkol adalah keguguran atau janin meninggal dalam kandungan. Kasus ini hanya terjadi ketika kondisi keracunan asam jengkolat sangat parah dan terlambat mendapatkan pertolongan. Asam jengkolat yang sudah berubah menjadi kristal dan menumpuk pada ginjal membuat sistem sekresi ibu hamil mengalami kekacauan. Akibatnya ibu tidak bisa buang air. Kondisi ini bisa menyebabkan racun untuk janin dan tubuh ibu sendiri. Kondisi ini bisa menjadi lebih buruk karena janin tidak mendapatkan oksigen yang cukup sehingga meninggal dalam kandungan.
Keracunan jengkol
Keracunan jengkol bisa terjadi ketika ibu hamil muda makan jengkol dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini sering ditandai dengan rasa tidak nyaman, mual, muntah, sakit kepala, nyeri pada tubuh, demam dan sulit untuk buang air kecil. Kondisi ini bisa sangat berbahaya untuk ibu dan janin. Oleh karena itu, ibu hamil harus segera mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Menurut sebuah penelitian, setidaknya 96 kasus keracunan asam jengkolat pernah terjadi di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura. Sebagian besar dapat sembuh dengan pemberian cairan dan obat-obatan.
Hingga saat ini belum ada penelitian khusus yang menentukan batas aman konsumsi jengkol, baik bagi masyarakat umum maupun ibu hamil. Hanya saja, ibu hamil tidak bisa mengabaikan kandungan zat berbahaya dalam jengkol.
Pada akhrinya, ibu hamil boleh saja mengonsumsi jengkol, dengan catatan dalam batas yang wajar. Perlu diketahui, batasan ini tidak hanya pada porsinya, namun juga intensitas mengonsumsinya.
0 comments:
Post a Comment