DokterSehat.Com– Anda tentu tidak asing dengan virus HIV atau penyakit AIDS. HIV atau human immunodeficiency virus adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang sistem kekebalan manusia sehingga tubuh menjadi rentan infeksi. Virus HIV bisa menular pada siapa pun, penularan HIV bisa melalui beberapa cara, salah satunya penggunaan jarum suntik secara bergantian. Seseorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi meskipun tanpa pengobatan.
Kasus HIV di Indonesia
Menurut laporan dari Data Ditjen P2PL (Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan) Kemenkes RI Tahun 2017, pada triwulan kedua tahun 2017 kasus HIV di Indonesia dilaporkan sebanyak 255.527 jiwa. Sebagian besar penyebab virus HIV adalah aktivias seksual yang berisiko dan kurangnya informasi mengenai penularan HIV.
Salah satu mitos tentang HIV yang sering beredar adalah tentang cara penularan HIV. HIV tidak menular melalui pertukaran air liur seperti ciuman, keringat, sentuhan, gigitan nyamuk, atau bahkan bekas penggunaan toilet bersama-sama.
Penularan Virus HIV
Penularan HIV berasal dari kontak cairan tubuh seperti darah dan sperma seperti hal berikut:
1. Hubungan seks yang berisiko
Yang dimaksud berisiko di sini adalah jika salah satu pasangan terjangkit virus HIV kemudian melakukan hubungan seks tanpa menggunakan pengaman. Salah satu cara paling mudah untuk pencegahan HIV adalah dengan menggunakan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan.
2. Penularan lewat jarum suntik
Penggunaan jarum suntik secara bergantian juga merupakan salah satu cara penularan AIDS yang paling umum. Penggunaan jarum suntik tidak hanya bisa ditemukan di rumah sakit, namun juga di kalangan pengguna narkoba, layanan akupuntur hingga jasa tato. Karena itu pastikan Anda mendapatkan jarum suntik yang baru saat akan menggunakan layanan akupuntur maupun tato.
3. Transfusi darah
Dalam beberapa kasus, cara penularan penyakit AIDS juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Namun saat ini semakin jarang terjadi akibat adanya uji kelayakan donor darah yang semakin ketat. Dengan adanya uji kelayakan yang ketat dapat menekan risiko penerima donor darah memiliki risiko HIV.
4. Penularan HIV melalui ASI
Ibu yang mengidap HIV/AIDS dapat menularkan virus HIV pada anak yang disusuinya. Namun hal ini dapat dicegah dengan mewaspadai sejak awal kehamilan untuk menekan risiko penularan HIV pada bayi.
Hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan sebagai pencegahan HIV dan menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Obat yang tersedia saat ini adalah untuk menekan aktivitas virus dalam tubuh dan mengendalikan laju infeksi tersebut sehingga penderita HIV memiliki harapan hidup lebih panjang.
Cara Mencegah Penularan HIV
Cara mencegah penularan HIV/AIDS yang paling aman adalah dengan melakukan serangkaian upaya dan cara pencegahan HIV, di antaranya:
1. Menggunakan kondom
Cara pencegahan HIV sebaiknya menggunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seks baik secara vaginal, anal, maupun oral, apalagi jika Anda tidak mengetahui apakah pasangan Anda mengidap virus HIV atau tidak.
2. Hindari penggunaan jarum suntik bekas
Setiap Anda akan menggunakan jarum suntik baik itu di rumah sakit, tempat terapi akupuntur, maupun jasa gambar tato atau tindik, pastikan Anda selalu mendapatkan jarum suntik baru yang masih tersegel rapi, ini merupakan cara pencegahan HIV. Segera tolak jika Anda mendapatkan jarum bekas karena berisiko penularan HIV.
3. Hindari obat-obatan terlarang
Penggunaan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik secara bergantian juga dapat menyebabkan penularan HIV. Selain itu obat-obatan terlarang juga membuat Anda sulit berpikir jernih sehingga Anda cenderung mengambil keputusan yang buruk. Jadi, cara pencegahan HIV dengan menghindari obat-obatan terlarang dan jarum suntik bekas.
4. Jika posisif HIV saat hamil, dapatkan perawatan
Jika Anda hamil, cara pencegahan HIV dengan segera mendapatkan perawatan medis. Karena ibu hamil positif HIV dapat menularkan infeksi pada bayi dalam kandungan atau saat menyusui. Tetapi jika menerima perawatan selama kehamilan, Anda dapat mengurangi risiko bayi tertular HIV secara signifikan.
5. Sunat pada pria
Cara pencegahan HIV berikutnya pertimbangkan sunat pada laki-laki. Ada bukti bahwa sunat laki-laki dapat membantu mengurangi risiko seorang pria terkena infeksi HIV.
Faktor Risiko Tertular HIV
Ketika HIV/AIDS pertama kali muncul di Amerika Serikat, ini cenderung memengaruhi laki-laki yang berhubungan seks sesama jenis atau homoseksual. Namun, sekarang jelas bahwa HIV juga menyebar melalui hubungan seks heteroseksual.
Siapa pun dari segala usia, ras, jenis kelamin, atau orientasi seksual dapat terinfeksi. Namun, Anda berisiko terbesar terkena HIV / AIDS jika:
1. Melakukan hubungan seks tanpa kondom
Gunakan kondom lateks atau polyurethane baru setiap kali melakukan hubungan seks. Seks anal lebih berisiko daripada seks vaginal. Risiko HIV meningkat jika sering berganti pasangan seksual.
2. Pengidap penyakit menular seksual
Banyak penyakit menular seksual (PMS) menghasilkan luka terbuka pada alat kelamin. Luka-luka ini bertindak sebagai pintu masuk penularan HIV untuk memasuki tubuh.
3. Mengunakan obat intravena
Orang yang menggunakan obat intravena sering berbagi jarum dan alat suntik. Ini menularkan HIV pada tetesan darah orang lain.
4. Seorang pria yang tidak disunat
Studi menunjukkan bahwa pria yang tidak disunat meningkatkan risiko penularan HIV heteroseksual.
Pengobatan HIV/AIDS
Tidak ada obat untuk HIV/AIDS, tetapi banyak obat yang berbeda tersedia untuk mengendalikan virus. Perawatan semacam itu disebut terapi antiretroviral (ART). Setiap golongan obat memblokir virus dengan cara yang berbeda. ART sekarang direkomendasikan untuk semua orang, terlepas dari jumlah sel T CD4. Dianjurkan untuk menggabungkan tiga obat dari dua kelas untuk menghindari menciptakan jenis HIV yang resistan terhadap obat.
Kelas obat anti-HIV meliputi:
- Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) mematikan protein yang dibutuhkan oleh HIV untuk membuat salinan dari dirinya sendiri. Contohnya termasuk efavirenz (Sustiva), etravirine (Intelence) dan nevirapine (Viramune).
- Nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitors (NRTIs) adalah versi yang salah dari blok-blok pembangun yang perlu dibuat oleh HIV dari dirinya sendiri. Contohnya termasuk Abacavir (Ziagen), dan obat kombinasi emtricitabine / tenofovir (Truvada), Descovy (tenofovir alafenamide / emtricitabine), dan lamivudine-zidovudine (Combivir).
- Protease inhibitor (PI) menonaktifkan protease HIV, protein lain yang HIV perlu membuat salinan dari dirinya sendiri. Contohnya termasuk atazanavir (Reyataz), darunavir (Prezista), fosamprenavir (Lexiva) dan indinavir (Crixivan).
- Masuk atau inhibitor fusi Tblock entri HIV ke dalam sel T CD4. Contohnya termasuk enfuvirtide (Fuzeon) dan maraviroc (Selzentry).
- Integrase inhibitor bekerja dengan melumpuhkan protein yang disebut integrase, yang digunakan HIV untuk memasukkan materi genetiknya ke sel T CD4. Contohnya termasuk raltegravir (Isentress) dan dolutegravir (Tivicay).
Pengobatan HIV/AIDS secara Alami
Bersamaan dengan menerima perawatan medis, penting untuk mengambil peran aktif dalam perawatan secara mandiri di rumah secara alami. Tips mengobati HIV berikut ini dapat membantu Anda tetap sehat lebih lama:
1. Makan makanan sehat
Buah-buahan segar dan sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak membantu tubuh tetap kuat, memberi lebih banyak energi dan mendukung sistem kekebalan tibuh Anda.
2. Hindari daging mentah, telur mentah, dan makanan laut
Penyakit bawaan makanan bisa sangat parah pada orang yang terinfeksi HIV. Masaklah daging sampai benar-benar matang. Hindari produk susu yang tidak dipasteurisasi, telur mentah dan makanan laut mentah seperti tiram, sushi atau sashimi.
3. Dapatkan imunisasi yang tepat
Car ini dapat mencegah infeksi seperti pneumonia dan flu. Pastikan vaksin tidak mengandung virus hidup, yang bisa berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
4. Berhati-hatilah dengan hewan peliharaan
Beberapa hewan dapat membawa parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada orang pengidap HIV. Kotoran kucing dapat menyebabkan toksoplasmosis, reptil dapat membawa salmonella, dan burung dapat membawa cryptococcus atau histoplasmosis. Cucilah tangan dengan bersih setelah mememegang hewan peliharaan atau membersihkan kandang peliharaan.
0 comments:
Post a Comment