DokterSehat.Com– Ada banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Sebagian orang memilih untuk lebih rajin melakuka olahraga. Sebagian lainnya memilih untuk mengubah pola makan atau menerapkan diet tertentu. Hanya saja, masih ada banyak orang yang memilih untuk melakukan cara instan, yakni mengonsumsi obat pelangsing.
Obat pelangsing disebut-sebut bisa memberikan efek penurunan berat badan dengan cepat. Padahal, bisa jadi obat-obatan ini tidak memberikan manfaat ini dan kandungan di dalamnya justru seringkali bisa membahayakan kesehatan. Salah satu efek samping yang bisa saja muncul akibat mengonsumsi obat pelangsing adalah hipertensi paru.
“Di dalam obat pelangsing ini ada kandungan bernama serotonin yang mampu memicu penyempitan pembuluh darah pada paru,” ungkap dr. Lucia Kris Dinarti, SpPD SpJP dari Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta.
Keberadaan kandungan inilah yang membuat banyak orang yang mengonsumsi obat pelangsing merasakan efek samping berupa sesak napas. Sayangnya, menurut dr. Lucia, bisa jadi sesak napas ini bukanlah sesuatu yang sepele, melainkan tanda dari hipertensi paru.
“Orang yang sering minum obat pelangsing lebih rentan mengalami sesak napas. Banyak yang akhirnya memeriksakan kondisi ini ke dokter dan kaget saat didiagnosis terkena hipertensi paru setelah melakukan tes rekam jantung dan ekokardiografi,” lanjut dr. Lucia.
Sebagai informasi, hipertensi paru adalah kondisi yang membuat tekanan darah di pembuluh darah arteri pulmonalis atau paru-paru berada dalam kondisi lebih tinggi dari normal. Kondisi ini mampu membuat jantung bagian kanan bekerja dengan lebih keras sehingga lebih rentan untuk mengalami kerusakan. Penyakit ini seringkali terkait dengan kondisi penyakit jantung bawaan, penyakit paru obstruktif kronik, hingga gangguan autoimun seperti lupus.
Berdasarkan data dari Yayasan Hipertensi Paru Indonesia, dihasilkan fakta bahwa kasus hipertensi paru cenderung lebih sering menyerang wanita daripada pria. Penyebab dari hal ini bisa jadi karena faktor hormonal diantara kaum pria dan wanita yang berbeda, namun pakar kesehatan hingga saat ini masih berusaha untuk mencari tahu apa penyebab pastinya.
0 comments:
Post a Comment