DokterSehat.Com – Salah satu jenis penyakit yang bisa menyerang organ intim wanita adalah penyakit miom atau yang biasa disebut sebagai uteri fibroid. Sebuah penelitian mengungkapkan, di mana wanita yang sudah dewasa dan berusia di atas 50 tahun ternyata memiliki risiko 70 hingga 80 persen terkena penyakit miom.
Penyakit miom cenderung lebih sering menyerang wanita yang berasal dari ras Afrika-Amerika. Sementara itu, wanita Asia memiliki risiko yang cukup rendah untuk terkena penyakit organ vital ini. Pada beberapa kasus, banyak wanita yang terkena penyakit miom akan kesulitan mendapatkan kehamilan atau bahkan bisa berakhir dengan pengangkatan rahim.
Ukuran miom sangat bervariasi, ada yang sekecil biji dan ada juga yang berukuran besar hingga mengakibatkan rahim membesar. Dalam satu periode, miom yang muncul mungkin hanya satu, namun bisa juga muncul beberapa secara sekaligus.
Jika miom bisa dioperasi dan dibersihkan dari rahim, seorang wanita ternyata masih memiliki kemungkinan untuk mendapatkan kehamilan. Memang, penyakit miom bisa membuat ukuran dan bentuk rahim menyusut, namun dengan adanya operasi caesar untuk kelahiran bayi, hal itu membuat wanita memiliki kesempatan untuk hamil dengan aman meskipun pernah mengalami gejala miom.
Gejala Miom
Setelah Anda mengetahui apa itu miom, hal lain yang harus Anda tahu adalah mengenali gejala miom. Pada umumnya, banyak wanita yang tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit miom karena tidak menimbulkan gejala yang bisa dikenali. Berikut ini adalah beberapa gejala yang muncul akibat miom, antara lain:
- Konstipasi.
- Sering buang air kecil.
- Mengalami susah buang air besar.
- Rasa sakit, saat berhubungan seksual.
- Rasa nyeri pada bagian perut atau punggung bawah.
- Darah menstruasi dalam jumlah banyak dan masa menstruasi lebih panjang dari biasanya.
- Keguguran, mengalami kemandulan, atau bermasalah pada masa kehamilan (sangat jarang terjadi).
Penyebab Miom
Hingga saat, penyebab miom masih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, munculnya kondisi ini dikaitkan dengan hormon estrogen. Perlu diketahui, biasanya penyakit miom muncul pada usia sekitar 16-50 tahun, saat kadar estrogen dalam diri wanita sedang tinggi-tinggnya.
Saat memasuki masa menopause, penyakit miom akan menyusut karena penurunan kadar estrogen. Satu dari tiga wanita memiliki penyakit miom pada usia yang sama, yaitu di antara usia 30-50 tahun.
Selain itu, penyakit miom lebih sering muncul pada wanita yang mengalami obesitas. Dengan meningkatnya berat tubuh, hormon estrogen di dalam tubuh juga akan meningkat. Faktor keturunan juga berperan dalam munculnya penyakit miom. Wanita dengan ibu dan saudara perempuan yang pernah mendapatkan miom akan cenderung memiliki miom.
Beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit miom adalah menstruasi yang dimulai terlalu dini, banyak mengonsumsi daging merah dibandingkan sayur dan buah serta kebiasaan mengonsumsi alkohol.
Pada umumnya, risiko seorang wanita mengalami miom akan menurun setelah melahirkan anak. Bahkan, risiko itu akan semakin kecil jika memiliki lebih banyak anak.
Mendeteksi Munculnya Miom
Penyakit miom sering kali didiagnosis secara tidak sengaja saat Anda melakukan tes pencitraan atau pemeriksaan ginekologi. Hal ini terjadi karena miom sering kali tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Meski tidak memunculkan gejala tertentu, biasanya miom tidak memerlukan pengobatan khusus. Setelah masa menopause, miom akan menyusut atau bahkan menghilang tanpa menjalani pengobatan.
Jika Anda mengalami beberapa gejala miom dan berlangsung cukup lama, segera cari tahu penyebabnya. Pada umumnya, dokter akan menyarankan untuk menjalani pemindaian ultrasonografi (USG) untuk memastikan diagnosis atau mencari tahu penyebab kemunculan gejala yang Anda alami.
0 comments:
Post a Comment