Home » » Mengenal Adenomiosis, Kelainan Rahim yang Berbahaya

Mengenal Adenomiosis, Kelainan Rahim yang Berbahaya

Posted by Flash Droid Pedia on Sunday, October 7, 2018

gangguan-rahim-ademoniosis-doktersehat

DokterSehat.Com – Normalnya wanita akan mengalami haid atau menstruasi selama 4-7 hari. Menstruasi bisa panjang atau pendek bergantung pada lamanya siklus. Kalau Anda sering mengalami perdarahan yang abnormal selama haid seperti lebih dari seminggu dan berulang-ulang, sebaiknya segera memeriksakan diri. Kondisi Adenomiosis bisa saja terjadi pada Anda.

Adenomiosis adalah gangguan atau abnormalitas pada rahim. Lapisan rahim luar yang bernama endometrium menembus lapisan otot rahim. Kondisi ini menyebabkan perdarahan abnormal sering terjadi dan menyebabkan banyak masalah baik secara reproduksi atau seksual. Mari mengenal apa itu Adenomiosis dan seluk-beluknya.

Tanda Adenomiosis

Ada cukup banyak tanda dari Adenomiosis. Beberapa tanda atau gejala yang sering muncul terdiri dari:

  • Menstruasi berjalan lebih lama dari biasanya. Kalau Anda biasanya mengalami menstruasi selama 4-5 hari saja, kemungkinan perdarahan akan bertambah menjadi seminggu. Kondisi ini tidak terjadi sekali dua kali, tapi berkali-kali.
  • Wanita akan mengalami nyeri perut bagian bawah. Biasanya nyeri sering muncul saat menstruasi. Namun, adakalanya nyeri muncul sebelum PMS tiba dan rasanya cukup intens.
  • Darah yang keluar saat menstruasi sering muncul gumpalan-gumpalan semi padat. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gumpalan pada darah menstruasi, coba selalu lakukan pengecekan secara rutin.
  • Saat berhubungan badan, wanita akan sering merasakan sakit yang berkepanjangan. Kondisi ini membuat mereka tidak bisa menikmati seks dengan sempurna.
  • Perdarahan ringan yang muncul di luar waktu menstruasi.
  • Ada pembesaran area bawah perut dan sedikit sakit kalau disentuh.

Penyebab kondisi Adenomiosis

Hingga saat ini dokter masih belum tahu dengan jelas apa penyebab Adenomiosis. Namun, mereka setuju kalau kondisi ini ada hubungannya dengan operasi yang pernah dilakukan di masa lalu atau karena ada pengaruh hormon seperti estrogen dan progesteron. Berikut beberapa kondisi spesifik yang menyebabkan Adenomiosis.

  • Ada jaringan berlebih di rahim yang muncul sejak janin tumbuh. Seiring dengan berjalannya usia, jaringan ini terus tumbuh.
  • Saat terjadi operasi caesar, bekas sayatan yang dibuat bisa memicu kondisi bernama adenomioma. Mioma sendiri merupakan pertumbuhan tumor di otot rahim yang bisa sebabkan perdarahan yang hebat dan juga gangguan kehamilan.
  • Adanya peradangan pada uterus yang terjadi saat persalinan. Kondisi ini akan berlanjut dan memicu pertumbuhan lapisan abnormal di dalam otot rahim.
  • Sel induk di uterus balik menyerang otot yang menyelimutinya. Kondisi ini menyebabkan munculnya Adenomiosis.

Faktor risiko Adenomiosis

Siapa saja bisa mengalami kondisi bernama Adenomiosis ini. Namun, faktor risiko di bawah ini membuat kesempatannya semakin besar.

  • Wanita dengan usia 40-50 tahun atau saat mendekati masa menopause. Wanita dengan usia lebih mudah jarang mengalaminya.
  • Wanita yang pernah melakukan persalinan sebelumnya. Wanita dengan kondisi ini akan mudah mengalami luka di rahim entah karena persalinan alami atau dengan bedah caesar.
  • Wanita yang pernah mengalami pembedahan rahim khususnya yang disebabkan oleh fibroid atau mioma.

Cara mengatasi Adenomiosis

Adenomiosis ringan mungkin tidak menyebabkan apa-apa. Namun, kalau sampai parah bisa menyebabkan komplikasi. Wanita yang memiliki Adenomiosis bisa melakukan beberapa hal di bawah ini untuk mengatasi efek sampingnya.

  • Pengobatan dengan terapi hormon. Terapi digunakan untuk memperkecil jaringan Adenomiosis sehingga efek sampingnya tidak muncul.
  • Ablasi endometrium yang menyebabkan jaringan abnormal di dinding rahim muncul.
  • Kalau kondisi Adenomiosis sudah parah, hiserektomi harus dilakukan. Prosedur ini dilakukan dengan pengangkatan rahim agar tidak ada komplikasi yang lebih parah.

Inilah kondisi Adenomiosis yang cukup berbahaya dan bisa terjadi pada siapa saja. Semoga ulasan di atas bermanfaat untuk kita semua agar selalu waspada dengan kondisi kesehatan vagina.


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}