Di antara CEO Sony, Kazuo Hirai atau yang lebih populer dengan panggilan Kaz Hirai merupakan CEO Sony yang paling nyentrik. Orang-orang di Jepang menjulukinya sebagai Hen-Japa atau ‘orang Jepang yang aneh’ (ini merupakan plesetan dari istilah Jun-Japa atau ‘murni Jepang’ yang sering digunakan di negara tersebut). Ini mungkin karena Kazuo Hirai tumbuh dengan banyak menghabiskan waktu di Amerika sehingga dia memahami nilai-nilai internasional dan memadukannya dengan karakter tipikal Jepang, hal yang jarang dijumpai di Sony yang sangat menjunjung tinggi adat Jepangnya.
Hirai sendiri mengaku sebagai ‘fans Sony sejak bayi’. Orang tuanya sudah memperkenalkannya dengan produk Sony seperti Tape recorder dan televisi Sony saat dia masih kecil. Ketertarikannya terhadap produk tersebut menginspirasinya untuk masuk ke jurusan Teknik dan kemudian masuk ke Sony Corporation. Sempat menganggap bahwa menduduki jabatan President divisi PlayStation adalah karir terbesarnya, Kazuo Hirai terkejut ketika ditunjuk sebagai CEO Sony yang berarti dia bertanggung jawab atas seluruh divisi. Kaz Hirai memiliki peran besar dalam membesarkan Sony Mobile yang merupakan divisi ponsel milik Sony.
“Produk-produk Sony memiliki nilai fungsional dan emosional,” ujar Hirai. “Semua orang bisa memberikan nilai fungsional dalam ruang komoditinya, tapi nilai emosional adalah sesuatu yang selalu menjadi bagian dari filosofi desain Sony, bagian dari DNA Sony sejak perusahaan ini berjalan 71 tahun yang lalu. Kami mungkin menurun saat ini, tapi pekerjaan saya sebagai CEO adalah menghidupkan kembali harga diri kami, utamanya dalam memberikan nilai emosional terhadap produk-produk Sony saat ini.”
Perjalanan Xperia
Dunia akrab dengan Xperia: kode lini Android milik Sony. Sebelum merilis perangkat dengan brand miliknya sendiri, Sony bekerjasama dengan Ericsson untuk jangka waktu yang sangat panjang. Pada Agustus 2001, Sony melalui divisi mobile miliknya, Sony Mobile Communications Inc, mengumumkan merger dengan Ericsson. Target mereka saat itu sudah tinggi: Dunia. Saat memulai bisnis saja, Sony-Ericsson sudah memiliki 3.500 karyawan di seluruh dunia.
Visi dan roadmap Sony Ericsson sangat jelas. Mereka bahkan sudah menetapkan kriteria model perangkat yang akan dirilis untuk dijual adalah ponsel dengan kemampuan fotografi digital dan kapabilitas multimedia seperti dapat men-download dan memutar video klip serta mengolah foto yang diambil dengan perangkat ponsel tersebut.
Pada tahun 2005, Sony Ericsson memperkenalkan K750i dengan kamera 2 megapiksel, menunjukkan kekuatan Sony Ericsson di kamera, serta juga W800i yang merupakan perangkat klasik khas Sony: memiliki kemampuan audio yang luar biasa untuk memuaskan para penggemar audio!
W800i merupakan perangkat yang cukup populer di masanya. Penggemar audio menyambut gembira adanya ponsel yang dapat memutar audio secara mumpuni, apalagi dilengkapi dengan radio FM dan didukung headset yang nyaman bagi pengguna.
Perangkat Android pertama dari Sony Ericsson adalah Xperia X10, diumumkan pada November 2009 dan dirilis empat bulan kemudian. Spek X10 saat itu adalah menggunakan prosesor Qualcomm QSD8250 1 GHz, Adreno 200 GPU, RAM 384 Mb dan storage sebesar 1 GB. Perangkat ini memiliki layar 4 inci dengan resolusi 480×854, serta dilengkapi oleh kamera 8 Mp.
Penerus perangkat ini adalah Sony Erisson Xperia Arc yang diumumkan pada Januari 2011 dan dirilis dua bulan kemudian. Perangkat ini memiliki spek yang hampir sama dengan seri pertama Sony Xperia tersebut, namun sudah diperbarui dengan CPU QUALCOMM MSM8255 dan RAM 512Mb. Bersama smartphone ini, Sony juga memperkenalkan teknologi baru yang disebutnya sebagai Best Resolution Audio Visual Integrated Architecture (BRAVIA). Setelah ini, BRAVIA kemudian menjadi standar dari keseluruhan smartphone kelas high end yang dirilis oleh Sony. Selain pembaruan pada processor dan peningkatan RAM, perangkat ini juga diluncurkan menggunakan versi Android terbaru, yaitu Android 2.3 Gingerbread yang mana dapat di-upgrade k Android 4.0 Ice Cream Sandwich.
Ada cerita unik dibalik penamaan Xperia Arc. Sebenarnya Sony akan menggunakan kode angka dan huruf untuk perangkat ini (rencananya akan disebut sebagai Xperia X12), akan tetapi pihak marketing kemudian merasa bahwa sistem penamaan tersebut kurang komersial. Itulah mengapa kemudian Sony berupaya mencari nama yang lebih mudah diingat, dan dari beberapa pilihan, akhirnya nama Xperia Arc ditetapkan jadi nama perangkat ini. Akhir tahun 2011, Sony Ericsson mengumumkan Arc S yang memberikan sedikit peningkatan pada lini Xperia Arc, tapi karena begitu kecilnya perbedaan antara dua perangkat ini, tidak banyak yang peduli terhadap perbedaannya.
Pada tahun 2012, terjadi perubahan besar pada bisnis smartphone Sony. Perusahaan induk Sony di Jepang memutuskan hubungan bisnis dengan Ericsson dan membeli saham dan hak cipta milik bersama mereka.
Setiap OEM memiliki cita-cita untuk menaklukkan dunia mobile. Salah satunya adalah dengan cara merilis ‘perangkat flagship’, ini adalah sebutan bagi perangkat berkelas premium dengan spesifikasi hardware top, serta biasanya menjalankan versi OS Android terbaru. Prestise inilah yang nampaknya ingin didapatkan oleh Sony setelah mereka ‘mengurus’ bisnis perangkat mobile-nya sendiri tanpa campur tangan dari Ericsson. Setelah ‘berpisah jalan’, Sony kemudian merilis Sony Xperia S: Flagship Android pertama dari Sony Mobile. Xperia S diluncurkan pada Februari 2012 di acara Mobile World Congress Barcelona. Smartphone ini merupakan entitas yang sama sekali berbeda dengan Xperia Arc!
Sony Xperia S menggunakan dual-core Qualcomm MSM8260 Snapdragon dengan GPU Adreno 220 yang menunjang kinerja grafis dan game. Perangkat ini juga memiliki layar dengan resolusi 720p, salah satu yang terbaik di tahun 2012. Xperia S dirilis dengan Android 2.3 dan pada tahun itu, belum ada perangkat yang menggunakan Android 2.3 selain Google Galaxy Nexus yang merupakan perangkat yang memang mendapatkan dukungan penuh Google. Kejutan lain bagi para pengguna perangkat Sony pada saat itu adalah, perangkat ini terus mendapatkan update hingga Android 4.1.2. Sony mendapatkan reputasi sebagai produsen yang tidak pernah lama memberikan dukungan firmware bagi perangkatnya, sehingga Xperia S ini adalah salah satu perangkat Sony dengan dukungan software paling lama.
Xperia S juga menjadi perangkat yang cukup populer pada waktu itu karena memiliki beberapa fitur unik yang tidak dimiliki oleh perangkat Android lainnya. Xperia S mampu menampilkan layarnya di perangkat eksternal dengan bantuan port microHDMI yang sebenarnya sudah diperkenalkan mulai Xperia Arc. Dukungan microSD yang cukup besar pada perangkat digabungkan dengan fitur ini menjadikan para pengguna bisa menonton film dari perangkat genggam Sony menggunakan monitor, atau bahkan televisi yang mendukung microHDMI.
Kesuksesan Xperia S menjadikan Sony bersemangat untuk merilis perangkat selanjutnya. Pada Agustus 2012, Sony memperkenalkan Xperia T yang populer sebagai ponsel James Bond (karena ditampilkan di film James Bond: Skyfall).
Ini adalah model Xperia pertama yang mendukung 4G/LTE. Sony Xperia T memiliki bentang layar 4.55″, dual-core Qualcomm MSM8260A Snapdragon, GPU Adreno 225, RAM 1GB dan internal storage sebesar 16GB – yang masih dapat ditambah lagi dengan microSD. Sayangnya Sony memutuskan untuk tidak menggunakan LED notification bar dalam perangkat ini, padahal fitur ini adalah salah satu fitur yang disukai pengguna. Fitur ini menggunakan Android 4.0 Ice Cream Sandwich dan dapat di-upgrade ke Android 4.3 Jelly Bean. Sony mulai mengecewakan para penggunanya setelah mengumumkan resmi bahwa perangkat ini tidak akan mendapatkan dukungan Android 4.4 KitKat (yang artinya hanya mendapatkan update OS satu tingkat ke atas saja – sebuah umur pemakaian yang cukup singkat untuk perangkat semahal Xperia T).
Tahun berikutnya, Sony mencatatkan kesan yang mendalam bagi penggemar smartphone di seluruh dunia, setelah mengumumkan segera dijualnya perangkat terbaru Sony di acara CES 2013. Perangkat ini adalah Sony Xperia Z! Ini adalah flagship Android tahan air yang pertama di dunia! Setelah rilis resminya pada tanggal 9 Februari 2014, Sony Xperia Z sangat laris terjual. Perangkat ini memiliki layar Full HD 5″ terlindung oleh Gorilla Glass. Ditenagai oleh CPU Qualcomm APQ8064, GPU Adreno 320, 16 GB internal storage dan RAM sebesar 2GB. Xperia Z diluncurkan dengan Android Jelly Bean, namun mendapat dukungan hingga Android 5.0 Lollypop. Para pengguna jatuh cinta pada kemampuan tahan air ponsel ini, meskipun pada praktiknya banyak juga yang gagal saat berupaya merendam smartphone ini dalam air. Harap dimaklumi bahwa teknologi tahan air pada smartphone waktu itu belum seistimewa sekarang. Kamera pada perangkat ini juga tidak dapat dipandang remeh. Sony menyematkan kamera dengan resolusi 20.7mp yang hanya dapat ditandingi oleh lini Nokia untuk ukuran resolusi kameranya.
Menyusul kesuksesan Xperia Z, Sony kemudian mengumumkan Xperia Z1 pada tanggal 4 September 2013. Sekali lagi Sony menggunakan hardware tingkat atas selama proses produksi. XPeria Z1 atau populer dengan julukan Honami di Jepang memiliki layar 5” Triluminos dengan perlindungan Gorilla Glass dan Resolusi Full HD dengan X-Reality Engine, quad-core Snapdagon 800, Adreno 320, 2 GB RAM, 16 GB storage, slot microSD dan tetap dengan kamera beresolusi 20.7 MP, dalam balutan bingkai aluminium. Perangkat ini juga anti debu dan air seperti pendahulunya. Hadir dengan OS Android 4.2 Jelly Bean, menerima update ke Android 4.4 KitKat, dan mendapatkan juga update ke Android Lollipop. Firmware Xperia Z1 memperkenalkan beberapa fitur kamera menarik seperti Social Live, Info Eye, Timeshift-burst, AR Effect, Creative Effect, Sweep Panorama, AR Fun, Time Lapse, background defocus, dan banyak lagi. Terdapat varian yang lebih kecil untuk perangkat ini, yaitu Z1 Compact, dengan layar ‘hanya’ 4.3 inci.
Nampaknya seri Z ini kemudian menjadi role model untuk perangkat Sony selanjutnya, karena meskipun terjadi penurunan penjualan setelah seri XPeria Z dan Xperia Z1 yang laris manis, Sony tetap melanjutkan seri Xperia ini. Pada April 2014, Sony merilis Xperia Z2 dengan kode Sirius. Seperti standar sebelumnya, perangkat ini tahan debu dan air dengan sertifikasi IP58. Z2 adalah smartphone resmi untuk Piala Dunia 2014. Sayangnya penjualannya tidak sebaik seri sebelumnya meskipun dalam banyak hal perangkat ini lebih baik, termasuk masa pakai baterai.
Selain smartphone, Sony juga merilis tablet dengan kategori flagship juga. Yang pertama diluncurkan pada Agustus 2012 (bersama dengan Xperia T). Sony Xperia Tablet S memiliki bentang layar 9.4” inci, CPU quad-core Nvidia Tegra 3, RAM 1GB dan hadir dengan ruangan internal yang berbeda, yaitu 16/32/64 giga dilengkapi dengan slot kartu microSD.
Setelah Xperia Z populer, Sony juga merilis Xperia Tablet Z yang diluncurkan pada Mei 2013 dengan layar yang lebih besar dibandingkan pendahulunya, yaitu 10.1 inci. Resolusi Tablet Z adalah 1280 x 1920 dengan spesifikasi hardware serupa dengan Xperia Z.
Smartphone Sony saat Ini
Bukan rahasia bahwa saat artikel ini ditulis, yaitu tahun 2018, Sony sedang mengalami penurunan besar pada divisi mobile miliknya. Meskipun mencatatkan profit sebesar USD 4,3 miliar tahun 2017, Sony Mobile mengalami kerugian sekitar USD 22,1 miliar per periode 2017. Meskipun demikian, CEO Sony, Kaz Hirai pada 2017 lalu (kini digantikan oleh Kenichiro Yoshida) memastikan bahwa Sony tidak akan keluar dari pasar smartphone. Dari perspektif Sony, mereka harus tetap hadir di pasar untuk alasan strategis, menunjukkan bahwa Sony memiliki representasi produk di semua lini sehingga memberikan rasa aman bagi konsumen secara menyeluruh.
Ini bukan masalah smartphone hari ini, kami bersiap menyambut era pasca smartphone – ke mana kami akan menuju, serta untuk menjadi pemain di ruang ini, dan berharap untuk dapat menjadi pimpinan. Untuk alasan strategis, saya memastikan bahwa kami akan tetap ada di bisnis smartphone, sebagai bagian dari bisnis komunikasi kami secara menyeluruh
Meskipun smartphone-nya tidak memiliki penjualan yang menggembirakan saat ini, Sony dikenal dengan bisnis image sensor untuk kameranya. Hampir semua pabrikan papan atas menggunakan sensor dari Sony, termasuk Apple dengan iPhone-nya!
Sony juga memiliki nama besar di industri hiburan melalui Sony Entertainment miliknya. Baca perjuangan Sony membesarkan divisi ini di Kisah Silicon Valley #78 – Sony Entertainment Memberikan Hiburan Seluruh Dunia.
Referensi
Goodman, Joanna. (2018). CEO Kaz Hirai on Sony turnaround: ‘My job has been to revive pride in what we do’. The Guardian.
Kondrat, Tomek. (2014). The History of Flagships: Part I – Sony. XDA-Developers
Sony Corporate Info. Sony.
Sumber https://indoint.com/
0 comments:
Post a Comment