DokterSehat.Com– Madu dikenal luas sebagai salah satu bahan makanan yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Hanya saja, karena rasanya yang manis, banyak penderita diabetes yang khawatir untuk mengonsumsinya. Sebenarnya, apakah mereka masih boleh mengonsumsi madu?
Pakar kesehatan menyebutkan bahwa meskipun memiliki rasa manis, dalam realitanya madu berbeda dengan gula. Memang, madu juga memiliki kandungan glukosa dan fruktosa, hanya saja di dalam gula tebu kedua kandungan ini bergabung menjadi sukrosa. Hal yang berbeda terjadi di dalam madu, glukosa dan fruktosa tetap berada dalam bentuk yang terpisah.
Kandungan gula glukosa dan fruktosa ini diserap oleh tubuh dengan kecepatan yang tidak sama. Hanya saja, jika keduanya bergabung sebagaimana di dalam gula tebu, maka hal ini bisa digolongkan sebagai karbohidrat sederhana yang sangat mudah dipecah oleh tubuh. Karena alasan inilah gula tebu cenderung bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.
Hal yang berbeda terjadi pada madu. Indeks glikemik madu jauh lebih rendah dibandingkan dengan gula tebu dan kandungannya juga termasuk dalam karbohidrat kompleks yang lebih sulit dipecah oleh tubuh. Dengan mengonsumsinya, maka kadar gula darah tidak akan mudah naik dengan cepat sebagaimana saat kita makan madu.
Melihat adanya fakta ini, madu masih boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes. Hanya saja, porsi dari madu yang dikonsumsi juga sebaiknya dibatasi tergantung pada tingkat keparahan diabetes yang diderita. Karena alasan inilah penderita diabetes sebaiknya berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi makanan apapun, termasuk mengonsumsi madu.
Selain itu, ada baiknya kini kita juga lebih cermat dalam memilih madu yang akan dikonsumsi. Pastikan bahwa madu yang dipilih adalah madu murni dan asli, bukannya madu yang memiliki kandungan gula. Madu dengan tambahan gula jika dikonsumsi bisa menyebabkan kondisi diabetes menjadi lebih parah.
Yang menarik adalah, terdapat sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa madu bisa mengobati luka yang diderita oleh penderita diabetes. Padahal, sebagaimana kita ketahui, luka pada penderita diabetes cenderung sulit untuk sembuh sehingga bisa meningkatkan risiko amputasi.
0 comments:
Post a Comment