Besarnya kekuatan dan ketahanan militer adalah salah satu hal yang harus di perhatikan oleh Negara. Karena tentara adalah orang-orang yang siap maju duluan ketika negaranya di serang. Militer Indonesia termasuk yang paling di segani oleh Negara lain.
Mengapa ? karena TNI AD berhasil menyabet gelar juara umum dalam ajang lomba menembak antar-negara Australian Army Skill-At-Arms Meeting (AASAM) 2018. Lomba tersebut digelar di Australia, 27-10 Mei 2018. Indonesia mendapatkan 36 medali Emas, 24 medali Perak, dan 12 medali Perunggu.
Atas pencapaian tersebut, kemampuan prajurit TNI AD dan senjata produksi industri pertahanan negeri dapat di sejajarkan bahkan melebihi kemampuan Negara lainnya. Demi untuk mensejajarkan kemampuan maupun alat dengan Negara lain, Indonesia juga harus menggabungkan teknologi canggih untuk pertahanan Negara agar kinerjanya lebih efisien dan cepat.
Berikut 5 Penemuan Teknologi yang Digunakan untuk Senjata Militer di Indonesia.
1. Robot Tempur TNI AD
Jika di bandingkan dengan Jepang dan Amerika, Indonesia masih kalah di bidang robotika. Tetapi bukan hal yang mutahil jika kita juga dapat menciptakan robot yang dapat membantu para militer Indonesia.
Terbukti dengan penemuan yang dilakukan oleh beberapa TNI AD di Malang, mereka mampu membuat sebuah prototype robot tempur yang menyerupai miniature sebuah tank. Dan robot ini juga mampu dikendalikan dengan jarak mencapai 1 km. dengan begitu robot ini layak untuk di gunakan pada saat perang jarak jauh.
Beban yang dapat ditarik oleh robot ini mencapai 150 kg, walaupun dari segi penampilan robot ini terlihat kecil. Robot ini hanya memiliki panjang 1,5 meter dan lebar 0,5m. Kecepatan pada robot ini pun juga termasuk lumayan karena kecepatannya 60 km/jam dan energinya berasal dari dua baterai 36 volt yang di tanamkan di dalamnya.
2. Smart Eagle II (SE II)
Smart Eagle II adalah prototype pertama dari UAV (Unman Aerical Vehicle) yang dibuat oleh PT. Aviator Teknologi Indonesia yang dimaksudkan untuk kepentingan intelijen Indonesia, terutama untuk operasional BAIS (Badan Intelijen Strategis).
Prototype buatan Indonesia ini pertama kali dirilis dan diperkenalkan ke hadapan public pada Indo Defence 2006, saat itu ada beberapa prototype lain yang juga diikutsertakan diantaranya Wallet- UNV Tactical dan RAI buatan PT. Mandiri Mitra Muhibbah.
Ini merupakan hasil pengembangan dan penelitian bersama antara Departemen Pertahanan dan Industri Strategis yang dimiliki Indonesia. Untuk spesifikasinya, Smart Eagle ini memiliki panjang badan total mencapai 3,6 meter, semestara lebar rentang sayap 4,8 meter dan tingginya sekitar 1 meter.
Dengan bobot kosong 65 kilogram dan bobot maksimum tinggal landas (maximum take-off weight) 100 kilogram, SE II sanggup terbang selama hampir enam jam seraya mengusung beban muatan seberat 20 kilogram.
3. Morolipi
Morolipi merupakan sebuah robot penjinak bom buatan LIPI atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pada saat itu adalah salah satu proyek untuk pengembangan robotika di Indonesia agar semakin maju.
Morolipi ini merupakan robot cerdas yang tidak hanya bisa berjalan diatas tanah datar saja, tetapi dapat naik-turun tangga. Dan nantinya, robot ini akan disiapkan sebagai salah satu peralatan militer.
Formasi yang telah di siapkan yaitu robot ini akan maju di garda depan kancah pertempuran, robot oengintai, bahkan untuk membantu pasukan anti huru-hara mengatasi kerusuhan.
4. KRI Krait (827)
Kapal KRI Krait (827) ini adalah sebuah kapal patrol kelas PC-4 hasil desain dari Fasharkan TNI AL Mentigi dan dibangun bekerja sama dengan PT BES Batam. Kapal ini juga memiliki panjang yang cukup lumayan yaitu 40 meter dan dirancang untuk bisa melaju dengan kecepatan 20 knot yang dibantu dorong oleh 2 buah mesin diesel 1250 HP Badan kapal terbuat dari Aluminium alloy.
Kapal ini di buat pada bulan Juni 2007, dan diluncurkan pada tahun 2008 lalu di tugaskan pada bulan Desember 2008 dan masih di tugaskan sampai sekarang. Radar yang digunakan yaitu Radar ARPA 96Nm, Weather Fax, Inmarsat, radio UHF 2 x 500w + 2 x 150W, Telex, Auto pilot, etc Category GMDSS A3.
Dengan persenjataan elektronik Canalis Busbar Thrunking IP 54 (index protection 54), sistem kekedapan saluran arus listrik satu tingkat dibawah kekedapan saluran arus listrik kapal selam modern dan persenjataan 2 x cal 12.7 mm, Cal 25 twin barrel dg sistem control, 2 x C802 (space dan sistem pengaman peluncuran sudah disiapkan) dan Self loading / unloading C802.
5. Smoke Warhead
Smoke warhead adalah roket dengan diameter 70 ml dan cocok dipasangkan dengan roket pasangan pesawat seperti Super Tucano. Roket Smoke Warhead akan memberikan informasi pada pilot tentang posisi jatuhnya roket mereka.
Roket jenis ini sudah pernah di ekspor ke Chile sebanyak 260 unit. Lebih bangganya lagi, produk alutsista (alat utama sistem senjata) ini dibuat dan diproduksi oleh PT. Sari Bahari dari Ngalam.
Produsen alutsista ini yang menjadi mitra PT.Pindad sejak 10 tahun terakhir in iberhasil memasarkan kepala roket jenis smoke warhead setelah mengikuti pameran Indo Defence di Jakarta bulan November lalu. Menariknya, smoke warhead berhasil mengalahkan produk serupa buatan pabrikan berbagai Negara maju diantaranya Rusia dan Amerika Serikat.
Perlengkapan militer juga harus mengikuti perkembangan zaman, karena dapat memudahkan tentara-tentara yang akan melakukan tugas mereka. Selama teknologi yang digunakan secara benar dan tidak nyeleneh, itu sah-sah saja.
Sumber https://indoint.com/
0 comments:
Post a Comment