DokterSehat.Com – Pasangan yang sudah menikah selalu mendambakan memiliki momongan dengan segera. Beragam cara dilakukan oleh pasangan agar segera mendapatkan keturunan. Ada yang membuat tubuhnya menjadi sehat, mengatur pola makan dengan sempurna, hingga melakukan seks secara rutin saat masa subur.
Nah, kira-kira sudah benarkah apa yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat itu? Kalau belum benar, kira-kira kapan saja waktu yang tepat untuk berhubungan badan? Selanjutnya, adalah faktor lain yang membuat pasangan jadi susah mendapatkan keturunan di tahun pertama pernikahannya?
Waktu terbaik untuk berhubungan seks
Sebagian besar pasangan pasti disarankan untuk melakukan seks saat masa subur. Saat masa subur, sel telur akan dikeluarkan dari ovarium ke tuba falopi. Melakukan seks saat masa subur ini akan memperbesar kemungkinan terjadi pembuahan. Oleh karena itu pasangan selalu memperbanyak frekuensi saat masa subur.
Oh ya, masa subur biasanya dihitung 14 hari setelah hari terakhir menstruasi. Angka ini bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan siklus menstruasi yang dimiliki wanita. Kadang ada yang memiliki siklus menstruasi pendek sepanjang 28 hari, bahkan bisa kurang. Selanjutnya yang memiliki siklus lebih dari 30 hari masa suburnya juga lebih lama lagi.
Meski seks bisa dilakukan saat masa subur, ada baiknya pasangan melakukannya 1-2 hari sebelum ovulasi. Kalau ovulasi biasanya terjadi 14 hari setelah menstruasi terakhir, berarti hari ke-12 atau 13 sudah bisa melakukan seks.
Mengapa harus melakukannya beberapa hari sebelum ovulasi? Karena umur sperma yang cukup lama ketika masuk ke dalam rahim. Sperma yang masuk saat ejakulasi bisa hidup selama 3-5 hari. Setelah seks, sperma bisa hidup sementara dan akhirnya mati kalau tidak ada yang dibuahi.
Sementara itu, sel telur hanya bisa hidup selama 12-24 jam saja setelah dilepas. Guna seks sebelum ovulasi adalah menunggu sel telur. Begitu sel telur dilepas, sperma bisa langsung melakukan pembuahan sehingga tidak perlu menunggu lagi.
Frekuensi seks untuk kehamilan
Meski seks bisa dilakukan 1-2 hari sebelum ovulasi, Anda bisa meneruskannya saat masa subur berlangsung. Meski demikian, seks tidak bisa dilakukan secara berlebihan seperti setiap hari atau lebih dari satu kali dalam satu hari. Seks harus dilakukan minimal ada jeda sekitar 1 hari saja.
Sperma yang dihasilkan oleh testis juga membutuhkan waktu untuk tumbuh dan terkumpul dalam jumlah banyak. Kalau sperma yang ada di testis tidak terkumpul dalam jumlah banyak, kesempatan pembuahan juga akan kecil. Oleh karena itu melakukan seks 2-3 hari sekali sangat disarankan.
Selain itu, seks bisa dilakukan saat pagi hari. Seks saat pagi hari akan berjalan lebih lancar karena kadar testosteron pria cukup tinggi. Sperma yang dihasilkan juga cukup maksimal sehingga peluang mendapatkan kehamilan cukup tinggi.
Faktor yang menghambat kehamilan
Selain memperhatikan beberapa hal di atas untuk masalah waktu dan frekuensi, Anda juga harus memperhatikan faktor lain yang bisa menghambat kehamilan, berikut selengkapnya.
- Ada gangguan pada vagina khususnya organ internal. Gangguan ini bisa berupa endometriosis, mioma, hingga kista.
- Sindrom PCOS juga menjadi penyebab wanita susah hamil meski sudah berusaha melakukan seks dengan waktu dan frekuensi yang benar.
- Pasangan memiliki kadar lemak terlalu tinggi. Sperma bisa terganggu produksinya. Pada wanita, pembuahan hingga implantasi akan susah terjadi.
- Kebiasaan yang buruk seperti merokok atau mengonsumsi minuman keras.
- Jarang berolahraga secara rutin.
Nah, sudah tahu akan kapan saja harus melakukan seks dan seperti apa frekuensinya. Semoga bermanfaat!
0 comments:
Post a Comment