Home » » Chloramphenicol – Dosis, Indikasi, dan Kontraindikasi

Chloramphenicol – Dosis, Indikasi, dan Kontraindikasi

Posted by Flash Droid Pedia on Thursday, June 28, 2018

Doktersehat-chloramphenicol

Chloramphenicol obat apa? Chloramphenicol adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat chloramphenicol biasanya juga digunakan sebagai obat tetes mata untuk mengobati konjungtivitis (mata merah). Kenali indikasi, efek samping, manfaat, atau fungsi obat Chloramphenicol.

Nama: Chloramphenicol
Nama dagang: Chloramphenicol IV, Chloromycetin
Kelas: Antibiotik
Sediaan:

  • Kapsul 250 mg.
  • Sirup 125 mg (tiap 5 ml).
  • Salep mata 1%.
  • Tetes mata 0,5% dan 1%.
  • Tetes telinga 1%.

Dosis dan Indikasi Chloramphenicol untuk Dewasa

Infeksi serius yang disebabkan bakteri tertentu

  • Dosis obat: 50 mg/kg/hari IV terbagi setiap 6 jam, pada kasus pengecualian, pasien dengan organisme resisten atau infeksi berat akan membutuhkan dosis yang ditingikatkan sampai 100 mg/kg/hari; turunkan dosis tinggi ini sesegera mungkin ketika ada perbaikan.
  • Indikasi lain dan penggunaan: Dapat digunakan sebagai alternatif terapi meningitis, tifoid, atau infeksi riketsia.

Dosis dan Indikasi Chloramphenicol untuk Anak

Infeksi sistemik

  • Anak-anak dan bayi: Seperti dewasa, konsentrasi yang kuat untuk sampai ke cairan serebrospinal membutuhkan dosis sampai 100 mg/kg/hari, namun perlu diturunkan sampai 50 mg/kg/hari secepat mungkin.
  • Anak dan bayi dengan fungsi metabolisme yang belum matang: 25 mg/kg/hari terbagi setiap 6 jam.

Sedangkan untuk neonatus (bayi kurang dari 28 hari)

  • Dosis loading: 20 mg/kg IV sekali, berikan dosis rumatan 12 jam setelah dosis loading.
  • Dosis rumatan.
  • <7 hari: 25 mg/kg/hari IV setiap 24 jam.
  • >7 hari, <2000 gram: 25 mg/kg/hari IV setiap 24 jam.
  • >7 hari, >2000 gram: 50 mg/kg/hari IV terbagi setiap 12 jam.

Informasi Lain
Puncak: 10-20 mg/L

Efek Samping Chloramphenicol

Kejadian dengan frekuensi <1%

  • Mimpi Buruk
  • Sakit kepala
  • Ruam
  • Diare
  • Stomatitis
  • Enterocolitis
  • Mual
  • Muntah
  • Penekanan sumsum tulang
  • Anemia aplastik
  • Neuropati perifer
  • Optik neuritis
  • Sindrom Gray

Peringatan Keras Penggunaan Chloramphenicol

Chloramphenicol mampu menyebabkan diskrasias serius dan fatal, meliputi anemia aplastik, anemia hipoplastik, trombositopenia, dan granulositopenia, yang terjadi jangka pendek maupun jangka panjang setelah terapi

Kontraindikasi

  • Hipersensitivitas.
  • Jangan menggunakan obat oral maupun oles, bukan digunakan untuk pencegahan infeksi.
  • Jangan gunakan ketika menyusui.

Kehamilan dan Menyusui

Keamanan untuk kehamilan: Kategori C.

Jenis kategori obat untuk kehamilan:

  • Kategori A: Secara umum dapat diterima, telah melalui penelitian pada wanita-wanita hamil, dan menunjukkan tidak ada bukti kerusakan janin.
  • Kategori B: Mungkin dapat diterima oleh wanita hamil, telah melalui penelitian pada hewan coba namun belum ada bukti penelitian langsung pada manusia.
  • Kategori C: Digunakan dengan hati-hati. Penelitian pada hewan coba menunjukkan risiko dan belum ada penelitian langsung pada manusia.
  • Kategori D: Digunakan jika memang tidak ada obat lain yang dapat digunakan, dan dalam kondisi mengancam jiwa.
  • Kategori X: Jangan digunakan pada kehamilan.
  • Kategori NA: Tidak ada informasi.

Pada ibu menyusui, obat dapat diekskresikan melalui ASI, maka tidak boleh digunakan, atau hentikan penggunaan obat.


0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive

.comment-content a {display: none;}