DokterSehat.Com – Selama ini kita hanya mengenal kontrasepsi sebagai alat untuk mencegah kehamilan. Alat ini banyak digunakan oleh wanita dalam bentuk pil, suntik, atau IUD yang dipasang pada serviks dan menjulur hingga ke vagina. Selanjutnya pria juga menggunakan kontrasepsi dalam bentuk kondom.
Selain kontrasepsi yang banyak digunakan oleh masyarakat, kita juga mengenal yang namanya kontrasepsi darurat atau emergency contraception. Apa itu kontrasepsi darurat? Seperti apa manfaatnya dan adakah efek samping? Coba simak ulasan di bawah ini.
Apa itu kontrasepsi darurat?
Kalau kontrasepsi normal digunakan sebelum melakukan seks atau sebelum ada ejakulasi di dalam vagina, kontrasepsi darurat adalah kebalikannya. Kalau ejakulasi terjadi di dalam dan wanita atau pria belum menggunakan kontrasepsi, metode pengamanan darurat bisa diterapkan.
Kontrasepsi darurat ini biasanya sering disebut sebagai post coital contracepstion. Kegagalan kontrasepsi normal atau karena kondisi tertentu bisa dicegah dengan cara ini sehingga wanita tidak akan hamil atau peluang terjadi pembuahannya akan kecil.
Mengapa kontrasepsi ini digunakan?
Kontrasepsi darurat ini digunakan oleh wanita karena dua hal:
- Saat bercinta pasangan mengalami kecelakaan seperti kondom terlepas karena gesekan sehingga sperma tumpah ke vagina.
- Wanita yang mengalami kekerasan seksual seperti pemerkosaan bisa menggunakan kontrasepsi darurat ini untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
Jenis kontrasepsi darurat
Kontrasepsi yang digunakan untuk kondisi darurat ini tidak sama dengan obat yang digunakan untuk aborsi seperti RU-466. Kontrasepsi ini hampir sama dengan kontrasepsi umum meski kandungannya sedikit berbeda.
Secara umum ada dua jenis alat kontrasepsi yang bisa digunakan oleh wanita, pertama dalam bentuk pil dan yang kedua IUD.
Kontrasepsi dalam bentuk pil in terbagi lagi menjadi tiga dan terdiri dari:
- Pil yang mengandung hormon bernama levonorgestrel. Pil ini terjual bebas di pasaran dan tidak penjualan khusus seperti sesuai dengan resep dokter.
- Pil kontrasepsi biasa dengan mengonsumsi lebih dari satu biji untuk satu kali dosis atau per harinya.
- Pil yang mengandung senyawa bernama Ella. Kontrasepsi ini tidak bisa dibeli bebas karena membutuhkan resep dokter.
Cara kerja dan efektivitas kontrasepsi darurat
- Pil dengan kandungan levonorgestrel bekerja dengan mencegah sel telur rilis ke dalam tuba falopi hingga pembuahan terjadi. Meski sperma bertahan selama beberapa hari di dalam rahim, pembuahan tidak akan terjadi. Pil ini bekerja maksimal 72 jam pasca seks tanpa proteksi. Sekitar 7 dari 8 wanita tidak hamil pasca menggunakan kontrasepsi ini.
- Ella memiliki kemampuan yang hampir sama dengan kontrasepsi sebelumnya. Yang membedakan adalah durasi konsumsinya yang sampai 120 jam atau 5 hari pasca seks yang gagal proteksi. Efektivitasnya 97-98%.
- IUD bekerja untuk memblokir kemungkinan janin melakukan implantasi ke dinding rahim. Cara ini memiliki efektivitas 99%.
Efek samping kontrasepsi darurat
Semua alat kontrasepsi yang digunakan wanita memiliki efek samping meski berbeda-beda setiap jenisnya. Untuk kontrasepsi darurat ini efek sampingnya terdiri dari:
- Mual yang berlebihan sehingga sering mengalami muntah.
- Rasa sakit pada area perut khususnya bagian bawah. Rasa sakit ini biasanya akan menurun seiring dengan pemberhentian pemakaian.
- Rasa capai berlebihan juga dialami wanita sehingga mereka disarankan untuk tidak banyak beraktivitas berat.
- Sakit kepala yang sering muncul. Rasa sakit ini bisa diatasi dengan obat anti nyeri dan tidur.
- Perubahan siklus menstruasi pada wanita selama satu bulan saat kontrasepsi darurat digunakan.
Inilah ulasan singkat tentang kontrasepsi darurat yang penting dan harus diketahui semua orang. Misal Anda dan pasangan mengalami masalah seks seperti kondom robek, cara ini bisa dilakukan meski risiko penularan penyakit seksual tetap ada.
0 comments:
Post a Comment